Tampilkan postingan dengan label Pelajaran SMA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pelajaran SMA. Tampilkan semua postingan

Pelajaran Bahasa Indonesia Kalimat Majemuk

Kalimat Majemuk

Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk adalah kalimat yang terjadi dari gabungan dua kalimat tunggal atau lebih.
Karena kalimat majemuk merupakan gabungan dua kalimat tunggal atau lebih, maka dalam penggabungannya kalimat majemuk menggunakan kata gabung atau. Kata gabung dalam kalimat majemuk anatara lain : dan, sedangkan, walaupun, meskipun, atau, ketika, setelah, sebelum, sejak, saat, jika dan lain-lain.

JENIS KALIMAT MAJEMUK
1. Kalimat majemuk setara.
2. Kalimat majemuk bertingkat
3. Kalimat majemuk rapatan.
4. Kalimat majemuk campuran.

I. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara adalah gabungan dua kalimat tunggal yang setara (sederajat) kedudukannya/ tidak ada yang lebih tinggi atau yang lebih rendah/ tidak ada induk kalimat dan tidak ada anak kalimat.
Kalimat majemuk setara dibagi manjadi 3 macam :
1) Kalimat majemuk setara menggabungkan. (menggunakan kata gabung: dan, sedangkan)
2) Kalimat majemuk setara pertentangan (menggunakan kata gabung : tetapi, meskipun, walaupun)
3) Kalimat majemuk setara pilihan. (menggunakan kata gabung : atau)


Contoh kalimat majemuk setara menggabungkan :
a. Ayah pergi ke kantor. (kalimat tunggal)
b. Saya pergi ke sekolah. (kalimat tunggal)
c. Ayah pergi ke kantor dan saya ke sekolah. (kalimat majemuk)

Contoh kalimat majemuk setara pertentangan

a. Ali anak yang pandai.(kalimat tunggal)
b. Ali anak yang malas belajar. (kalimat tunggal)
c. Ali anak yang pandai tetapi malas belajar. (kalimat majemuk)

Contoh kalimat majemuk setara pilihan.

a. Saya membeli kue donat.
b. Saya membeli pisang goreng.
c. Saya membeli kue donat atau pisang goreng.

II. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah gabungan dua kalimat tunggal dimana ada bagian yang lebih tinggi kedudukannya yang disebut sebagai induk kalimat, dan ada bagian yang lebih rendah kedudukannya yang disebut sebagai anak kalimat.

Induk kalimat adalah bagian yang diterangkan.
Anak kalimat adalah bagian yang menerangkan/sebagai keterangan.
Jenis anak kalimat :
a) Anak kalimat sebagai keterangan waktu
b) Anak kalimat sebagai keterangan sebab
c) Anak kalimat sebagai keterangan syarat
d) Anak kalimat sebagai keterangan akibat
e) Anak kalimat sebagai keterangan
Contoh:Ayah menulis surat, adik berdiri di sampingnya


Konjungsi, Kalimat Simpleks dan Kompleks

Konjungsi Kalimat Simpleks dan Kompleks

Untuk melanjutkan artikel pelajaran Bahasa Indonesia yang dibagikan sebelumnya, pada kesempatan ini Free Just 4 U membagikan kembali tentang Konjungsi, Kalimat Simpleks dan Kompleks yang kami dapatkan dari berbagai sumber
Konjungsi, Kalimat Simpleks dan Kompleks bukanlah milik pribadi atau buatan sendiri, Free Just 4 U hanya membagikannya kembali bagi rekan - rekan yang mencari tugas Bahasa Indonesia.
Semoga bermanfaat.

Konjungsi, Kalimat Simpleks dan Kompleks
Konjungsi, konjungtor, atau kata sambung adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Contoh: dan, atau, serta, tetapi, sementara itu, sedangkan, dan selanjutnya.
Contoh     : 1).   Yang pertama sering disebut mahkluk hidup dan yang kedua disebut mahkluk mati.
                  2).   Tumbuh-tumbuhan tidak mempunyai otak, jantung, paru-paru, dan darah, tetapi tumbuh-tumbuhan hidup.

Keberadaan konjungsi pada  sebuah kalimat dapat menyebabkan kalimat tersebut menjadi kompleks. Berdasarkan kompleksitasnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat simpleks dan kalimat kompleks.
Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu struktur dengan satu verba utama.
Contoh     :  1).   Tumbuh-tumbuhan tergolong ke dalam mahkluk hidup.
                   2).   Tumbuh-tumbuhan  [[yang ditanam di kebun itu]] tergolong ke dalam mahkluk hidup.
Seperti yang terlihat pada contoh (1) dan (2), verba utama itu ialah tergolong. Verba ditanam, yang terletak pada bagian yang diletakkan di dalam tanda [[ ... ]], bukan verba utama. Pada dasarnya, bagian yang diletakkan di dalam tanda [[ ... ]] dapat dibuang dan hanya merupakan penjelas nomina yang ada didepannya.
Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas dua struktur atau lebih dengan dua verba atau lebih.
Contoh     :  a).   Yang pertama sering disebut mahkluk hidup dan yang kedua disebut mahkluk mati.
                   b).   Tanaman kacang itu akan tumbuh subur apabila petaninya rajin menyiramnya.
Amatilah dengan cermat. Ternyata kalimat kompleks merupakan rangkaian dua kalimat atau lebih dengan konjungsi sebagai alat perangkainnya. Pada contoh (a), konjungsi yang digunakan adalah dan, sedangkan pada contoh (b), konjungsi yang digunakan adalah apabila.


Kalimat Tunggal Bahasa Indonesia SMP SMA

Kalimat Tunggal

Sudah lama meninggalkan bangku sekolah dan tiba - tiba ada yang meminta dicarikan Kalimat Tunggal. Setelah berputar - putar mencari contoh Kalimat tunggal, akhirnya saya dapatkan juga artikelnya dari berbagai sumber.
Berikut ini Free Just 4 U membagikannya kembali Pengertian dan contoh Kalimat Tunggal bagi yang sedang mencarinya
Semoga bermanfaat.
Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Satu klausa tersebut ditandai oleh satu pola S (Subjek) dan satu P (Predikat). Adapun O (Objek), Pel (Pelengkap), dan K (Keterangan) keberadaannya bisa ada atau tidak ada.
Berdasarkan keberadaan P-nya, kalimat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu :
A. Kalimat Nominal,
B. Kalimat Verbal,
C. Kalimat Ajektival,
D. Kalimat Numeral,
E. Kalimat Preposisional,
F. Kalimat Masdar.

A. Kalimat Nominal
Kalimat Nominal adalah kalimat yang P-nya berupa kata benda.
Misalnya :
a. Ayahnya sopir di kampungnya.    
        S           P            K
b. Ibunya guru di SMA 16.
       S         P          K
c. Kakaknya pedagang asongan.
          S                   P
d. Adiknya pemain bola.
         S              P

Kata-kata : sopir, guru, pedagang asongan, dan pemain bola adalah kata benda. Kalimat-kalimat tersebut sudah memenuhi syarat sebagai kalimat baku karena minimal sudah memiliki SP. Kalimat-kalimat di atas sering disisipi ‘adalah atau ialah’ sebagai kopula untuk memperjelas kedudukannya sebagai P untuk kata sesudahnya.

B. Kalimat Verbal
Kalimat Verbal adalah kalimat yang P-nya berupa kata kerja. Kalimat verbal dapat digolongkan lagi menjadi 4 macam, yaitu :
a. Kalimat Taktransitif
Kalimat ini hanya berpola SP, tanpa diikuti unsur O, maupun Pel, namun bisa ditambahkan K.
Contoh :
(1) Ia tidur di kantin.
      S   P        K
(2) Mereka pergi ke Makasar.
          S         P         K
(3) Anisa menangis kemarin.
          S        P            K
(4) Imam makan.
         S        P

b. Kalimat Ekatransitif
Kalimat ini berpola SPO, tanpa diikuti Pel, namun bisa ditambahkan K
Contoh :
(1) Romy menarik paku dari ban motornya.
         S         P         O            K
(2) Erwin memotong kabel listrik kemarin.
         S          P                 O           K
(3) Joni menangisi kepergian adiknya.
        S         P                 O
(4) Mereka menulis surat protes kepada panita.
           S         P             O                 K

c. Kalimat Dwitransitif   
Kalimat ini berpola SPOPel, namun bisa ditambahkan K
Contoh :
(1) Ayah membelikan adik baju baru kemarin.
        S          P             O         Pel        K
(2) Dia menjuluki pacarnya “Kucing Garong”.
        S        P            O               Pel
(3) Mereka mengijinkan kami buka suara.
          S             P             O       Pel
(4) Kami menyatakan hal itu salah alamat.
         S           P              O         Pel

d. Kalimat Semitransitif
Kalimat ini berpola SPPel, tanpa O, boleh ditambahkan K.
Contoh :      
(1) Anak itu bermain bola.
            S           P      Pel
(2) Mereka berjualan koran di perempatan jalan.
          S           P           Pel           K
(3) Kakek kejatuhan kelapa di kebun.
          S          P           Pel      K
(4) Keputusan itu berdasarkan musyawarah.
               S               P                   Pel
(5) Hal itu merupakan konsekwensi kita.
          S         P                   Pel
(6) Sekarang ia menjadi bupati.
            K      S     P         Pel

C. Kalimat Ajektival
Kalimat ajektival adalah kalimat yang P-nya berupa kata sifat.
Contoh :
(1) Adiknya cantik.
           S         P
(2) Guru itu sangat ramah.
          S             P    
(3) Rumahnya megah sekali.
             S             P
(4) Kakaknya sombong.
             S            P

Kata-kata : cantik, sangat ramah, megah sekali, dan sombong adalah kata sifat. Kalimat-kalimat tersebut juga sudah memenuhi syarat sebagai kalimat baku karena minimal sudah memiliki SP.

D. Kalimat Numeral                       
Kalimat Numeral adalah kalimat yang P-nya berupa kata bilangan.
Misalnya :
(1) Mobilnya dua.
           S         P
(2) Yang hadir enam belas orang.
             S                 P
(3) Kerbaunya tujuh ekor.
             S             P
(4) Temannya tiga puluh anak per kelas.
            S                     P

Kata-kata : dua, enam belas orang, tujuh ekor, dan tiga puluh anak per kelas adalah kata bilangan. Karena itulah kalimat-kalimat tersebut dinamakan kalimat numeralia.

E. Kalimat Preposisional
Kalimat Preposisional adalah kalimat yang P-nya berupa kata depan.
Contoh :
(1) Ayahnya dari Jakarta.
           S             P
(2) Ibunya di SMA 16.
           S           P
(3) Kakaknya ke stasiun kota.
             S              P
(4) Adiknya di lapangan bola.
           S              P

Kata-kata : dari Jakarta, di SMA 16, ke stasiun kota, dan di lapangan bola adalah kata-kata yang berkata depan atau berpreposisi.

F. Kalimat Masdar
Pola kalimat sederhana bahasa Indonesia asli S-nya berupa kata benda, sementara P-nya boleh berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, maupun kata depan.
Namun demikian, dalam perkembangannya bahasa Indonesia tidak dapat menghindari pengaruh bahasa asing, khususnya bahasa Inggris termasuk pula dalam ragam kalimatnya.
Dalam bahasa Inggris dikenal gerund, yaitu kalimat yang subjeknya kata kerja.
Contoh :
(1) Fishing is my hobby.
           S             P
(2) Writing is very difficult for me.
            S             P
Berdasarkan hal tersebut, dalam bahasa Indonesia dikenal kalimat masdar, yaitu kalimat yang S-nya berupa kata kerja yang dianggap benda.(1) Memancing adalah hobi saya.
            S                    P
(2) Menulis memang sulit.
          S             P
(3) Menonton bola mengasyikkan.
            S                         P
(4) Berlari melelahkan.          
           S          P    

Kata-kata : memancing, menulis, menonton bola, dan berlari adalah kata-kata kerja yang dianggap sebagai kata benda yaitu aktivitasnya.


Sejarah Asal Mula Boyolali


Sejarah Asal Usul Kota Boyolali

Mengetahui sejarah suatu tempat tentu sangat menyenangkan sebagai tambahan ilmu pengetahuan, pada kesempatan ini Free Just 4 U kembali membagikan sejarah Asal Mula nama Kota Boyolali yang mungkin sudah banyak beredar di dunia maya ini.
Sejarah Asal Mula Boyolali bukanlah milik pribadi Free Just 4 U, kami hanya membagikannya kembali bagi sahabat yang ingin mengetahui Sejarah Asal Mula Boyolali.
Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

Sejarah Asal Mula Boyolali

Boyolali merupakan salah satu nama kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Daerah ini termasuk daerah yang strategis karena wilayahnya dilalui oleh jalan negara yang menghubungkan Kota Solo dengan Semarang.

Asal mula nama Boyolali tidak lepas dari kisah perjalanan Kyai Ageng Pandan Arang menuju ke Tembayat untuk melakukan syiar Islam.

Alkisah, Kyai Ageng Pandan Arang atau Tumenggung Notoprojo adalah seorang bekas bupati di Semarang. Menurut ramalan Sunan Kalijaga, Kyai Ageng Pandan Arang nantinya akan menjadi Wali Penutup menggantikan kedudukan Syech Siti Jenar. “Wisikipun Sunan Kalijaga sampun priksa yen Kyai Ageng Pandan Arang punika ing tembe dados tiyang mukmin saged dados Wali Penutup anggentosi Syech Siti Jenar”.

Pada suatu ketika, Kyai Ageng Pandan Arang pergi ke Jabalkat di Tembayat bersama isterinya, Nyai Ageng Kaliwungu atau Nyai Ageng Karakitan, beserta puteranya yang bernama Pangeran Jiwo. Di dalam perjalanan tersebut usai dirampok di daerah yang sekarang dinamakan Salatiga, Nyai Ageng tertinggal jauh di belakang. Maka ucapnya, “Baya wis lali, Kyai teko ninggal aku”. Sumber lain menyebutkan, “Baya lan mami, adarbe garwa maring sun”. Tempat berkata Nyai Ageng tersebut sampai sekarang disebut Boyolali.

Tentang nama Boyolali, MS. Hanjoyo dalam Berita Buana (1976) menulis: Kira-kira 25 Km dari Salatiga, dalam perjalanannya, Kyai Ageng Pandan Arang duduk di atas batu besar sambil menanti isteri dan anak-anaknya yang masih jauh di belakang. Setelah lama dinanti tidak juga datang, Kyai Ageng Pandan Arang berkata, “ Baya wis lali wong iki”. Tempat itu kemudian disebut Boyolali. Letak batu besar tersebut sekarang di belakang Gedung Sana Sudara Boyolali. Karena dinanti lama tidak juga datang, maka Kyai Ageng melanjutkan perjalanan. Ketika Nyai Ageng sampai di tempat Kyai Ageng beristirahat tersebut, dilihatnya Kyai Ageng Pandan Arang sudah tidak ada. Nyai Ageng berkata, “Kyai, baya wis lali aku, teko ninggal bae”.

Jelas berdasarkan ceritera Kyai Ageng Pandan Arang dalam Babad Tanah Jawi, nama Boyolali berasal dari kata “boya lali” atau “baya lali”. Menurut Kamus Jawa – Belanda (JFC Geriecke en T. Roorda, 1901), “boyolali” disebut “boyowangsul” atau “bwangsul”. Kata ini menunjukkan nama sejenis pohon, yaitu Aglaia Lourn, suku Meliaceae, yang mungkin sejenis pohon apel Jawa.

Nama “boyolali” dalam Serat Angger-Anggeran Nagari atau Angger Gunung dalam bab 40 disebutkan Bayawangsul. Serat Angger-Anggeran Nagari itu merupakan Surat Keputusan Bersama antara Patih Raden Adipati Sasradiningrat di Surakarta dan Patih Raden Adipati Danurejo di Yogyakarta tahun 1840.

Dari pernyataan di atas jelas bahwa “boyolali” sama dengan “boyowangsul” atau “bwangsul”. Boyolali, apabila kita jadikan bahasa Jawa Krama, mestinya menjadi “bajulkesupen” atau “boyosupe” dan bukan “boyowangsul” atau “bwangsul”. Geriecke en Roorda, selanjutnya menjelaskan, dalam bahasa Jawa terdapat kata: wali dapat berubah menjadi bali atau mali, artinya wangsul atau bangsul. Maleni = mbaleni = mangsuli. Contoh lain: ora wali-wali = ora bali-bali, ora pisan-pisan, babar pisan; walik identik dengan balik; diwalik = dibalik, dibangsul atau diwangsul; ping wola-wali = ping bola-bali. Kemudian kata “lali” = supe, kesupen; kelalen = kesupen; boya lali = ora lali, boten kesupen, artinya eling = ingat, tidak lupa. Boyo lali = tidak lupa, ingat; sedang baya lali = apa lali? Juga dapat berarti ingat. Pertanyaan “Apa lali?”, jawabnya “Ora lali”, tidak lupa, sama dengan ingat. Jadi perkataan “boya lali” searti dengan “baya lali”, bwangsul. Gejala Boyolali menjadi Bayawangsul atau Bajulkesupen merupakan gejala hypercorrect, yaitu hal yang sudah benar masih dibenarkan lagi, akibatnya malah salah. Gejala ini banyak terdapat di dalam bahasa Jawa Krama, yaitu Krama Desa. Tujuannya untuk lebih menghormati orang yang diajak bicara. Contoh lain: Gedangan menjadi Pisangan; Surabaya = Surabanggi; Jambangan = Jambetan; Kedelai = Kedhangsul; Karanganyar = Kawisenggal; Masaran = Mekenan; Ketiga = Ketigen; Jaran = Kepel, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, akhirnya sejauh ini nama Boyolali bersumber pada ceritera rakyat tentang Kyai Ageng Pandan Arang.


Sumber:
  • Tim Peneliti Universitas Sebelas Maret, 2010, Sejarah dan Hari Jadi Kabupaten Boyolali, Boyolali: WBC (Watutelenan Bicycle Community).


Contoh Naskah Pidato Bahasa Inggris Perpisahan Sekolah

Contoh Naskah Pidato Bahasa Inggris
Contoh Naskah Pidato Perpisahan Sekolah Menggunakan Bahasa Inggris tentunya sudah banyak beredar di dunia maya ini.
Pada kesempatan ini Free Just 4 U membagikan kembali  Contoh Naskah Pidato  Bahasa Inggris  Perpisahan Sekolah bagi sahabat yang membutuhkannya.
Semoga bermanfaat.
Contoh Naskah Pidato Perpisahan Sekolah Bahasa Inggris
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 
Good day to all.
Principal Mr. I respect, Mr. and Mrs. I respect Teachers, Parents Class ... which I respect, my friends that I love.
First of all, let us praise and gratitude prayed to Allah's presence. because of the grace and guidance we are given his health to come together on this day. Today, we gather today in the context of separation once graduation day celebration Class ... students.

Teachers-Teachers and Friends, I really do not feel time pass so quickly. We have six years of learning and studying at this school. So many lessons and knowledge that we got. All this is very useful for us.
Now, graduation day finally arrived. After six years we have learned much from Mr. and Mrs. Teacher, I'm as representative of my friends Class ... to thank our teachers dear. All the lessons and advice that we get we will always remember.

We also convey an apology for all the mistakes and the mischief we have ever done for us went to school here. We recall all the students who had Dad and Mom taught.

Do not forget our gratitude also goes to our beloved parents who were present on this occasion. Parents who are always giving love and encouragement to us until we are able to graduate and celebrate on this day.

To my friends, all the events we experience in this school, happy, sad, and glad will always remind us of this beloved school. After graduation, we should always be encouraged to remain diligent in learning to achieve your goals.

Finally, I as a representative of my friends Class ... wanted to say goodbye to our beloved school. We will always remember this school. Many of us Thank you.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.